Batu bara, sebagai salah satu sumber energi fosil yang melimpah di Indonesia, tapi sudah tahu belum kalau batu bara juga memiliki potensi lain? Selain digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik dan industri, batu bara juga dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat untuk pertanian lho.
Proses pengolahan ini mengubah batu bara menjadi asam humat, yang merupakan bahan organik penting dalam pembuatan pupuk. Dikesemptan kali ini, admin akan membahas bagaimana mengolah batu bara menjadi pupuk, dimulai dari persiapan bahan hingga proses pembuatan pupuk yang kaya akan nutrisi.
Kandungan dalam Batu Bara
Kandungan dalam batu bara mungkin tidak banyak diketahui oleh orang awam, tapi sebenarnya batu bara memiliki komposisi kimia yang sangat menarik dan bermanfaat, terutama untuk bidang pertanian. Batu bara mengandung berbagai unsur yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Dalam setiap batu bara, terdapat beberapa unsur utama yang sangat penting. Batu bara terdiri dari 69% karbon, yang menjadi unsur utama dalam struktur batu bara itu sendiri.
Selain itu, terdapat juga hidrogen sebesar 5,5% yang berperan dalam berbagai reaksi kimia yang terjadi selama proses pembakaran batu bara. Oksigen dalam batu bara mencapai sekitar 25%, yang juga penting dalam berbagai reaksi kimia yang terjadi selama pembakaran dan pengolahan.
Tidak hanya itu, batu bara juga mengandung nitrogen sebesar 0,5%. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, nitrogen ini merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Nitrogen berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman, terutama dalam pembentukan protein dan asam nukleat. Selain nitrogen, terdapat juga fosfor dalam bentuk difosfor pentaoksida (P2O5) meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 0,04%. Fosfor sangat penting untuk pertumbuhan akar dan pembentukan bunga serta buah pada tanaman.
Yang tidak kalah penting, batu bara juga mengandung kalium oksida (K2O) sebanyak 36%. Kalium merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk berbagai proses fisiologis, termasuk regulasi air dalam sel tanaman, pembentukan enzim, dan peningkatan ketahanan terhadap penyakit.
Dengan mengolah batu bara menjadi pupuk, kita dapat memanfaatkan semua unsur-unsur ini untuk meningkatkan kandungan unsur hara makro dalam tanah, seperti nitrogen, fosfor, kalsium, dan kalium. Ini akan membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan produktif.
Proses ini tidak hanya memberikan nilai tambah pada batu bara itu sendiri, tetapi juga membantu dalam praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Cara Mengolah Batu Bara Menjadi Pupuk
Mengolah batu bara menjadi pupuk mungkin terdengar seperti proses yang rumit, namun dengan panduan yang tepat, Anda bisa melakukannya dengan lebih mudah dan efektif. Lantas gimana sih caranya? Simak penjelasan lengkapnya dibawah ini ya..
Persiapan Bahan
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Bahan-bahan ini akan membantu Anda menciptakan pupuk yang seimbang, kaya akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Beberapa bahan yang perlu disiapkan antara lain..
- Asam humat dari batu bara muda
- Zeolit
- Dolomit
- Tepung tulang
- Tepung darah
- Batuan fosfat alam
- Urine sapi
- Air kelapa
Proses Pembuatan Asam Humat
Asam humat merupakan bahan utama yang akan kita ekstrak dari batu bara. Untuk memulainya, Anda perlu menyiapkan sekitar 50 kg batu bara dan 1 liter NaOH.
Batu bara kemudian direndam dalam 100 liter air. Proses perendaman ini bertujuan untuk melarutkan sebagian besar senyawa organik yang terdapat dalam batu bara.
Setelah direndam selama 30 menit, campuran ini perlu didiamkan selama 24 jam. Selama waktu ini, asam humat akan mulai terbentuk dan mengendap di dasar wadah.
Endapan ini adalah bagian yang sangat berharga karena mengandung senyawa-senyawa yang kaya akan nutrisi. Setelah itu, Anda bisa memeras endapan ini untuk mendapatkan cairan asam humat, sementara ampasnya bisa dibuang atau digunakan untuk membuat briket.
Tambahkan 1 liter asam klorida ke dalam endapan untuk membantu mengekstrak lebih banyak senyawa penting dari batu bara. Setelah dibiarkan selama 24 jam lagi, Anda bisa menyaringnya dengan kain untuk memisahkan cairan dari padatan yang tersisa.
Cairan ini kemudian dijemur hingga kering dan dihaluskan menjadi asam humat yang siap digunakan sebagai bahan dasar pupuk.
Pembuatan Tepung Darah dan Tepung Tulang
Selain asam humat, tepung darah dan tepung tulang juga merupakan komponen penting dalam pembuatan pupuk batu bara. Tepung darah dibuat dengan cara memanaskan 40 liter darah sapi bersama garam hingga membentuk gumpalan dan kering.
Setelah itu, darah yang sudah kering ini dijemur hingga benar-benar kering dan ditumbuk halus. Tepung darah ini kaya akan nitrogen, yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan.
Sementara itu, tepung tulang dibuat dengan membakar 20 kg tulang sapi hingga menjadi arang. Setelah tulang tersebut dingin, tumbuk hingga halus untuk mendapatkan tepung tulang.
Tepung tulang ini kaya akan fosfor dan kalsium, dua unsur hara yang sangat penting untuk pembentukan akar dan kekuatan tanaman.
Proses Pembuatan Pupuk
Setelah semua bahan siap, saatnya menggabungkan semuanya untuk membuat pupuk batu bara. Proses ini cukup sederhana, namun memerlukan ketelitian agar pupuk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.
Campurkan asam humat, tepung darah, tepung tulang, zeolit, dolomit, dan batuan fosfat alam dalam satu wadah. Aduk hingga semua bahan tercampur dengan rata. Selanjutnya, tambahkan air kelapa ke dalam campuran ini dan aduk lagi hingga merata.
Air kelapa berfungsi sebagai sumber nutrisi tambahan dan membantu mengaktifkan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman. Setelah itu, campuran ini dibentuk menjadi granul menggunakan ayakan untuk memudahkan pengaplikasian pupuk di lapangan.
Granul yang sudah terbentuk kemudian dijemur di bawah sinar matahari atau dimasukkan ke dalam oven bersuhu rendah, sekitar 40°C, untuk mengeringkannya. Setelah kering, pupuk batu bara siap dikemas dan digunakan.
Penutup
Pengolahan batu bara menjadi pupuk bukan hanya memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga memberikan alternatif bagi para petani untuk mendapatkan pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, batu bara yang awalnya hanya digunakan sebagai bahan bakar kini dapat diubah menjadi pupuk yang dapat mendukung pertanian berkelanjutan.
Proses ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah batu bara, tetapi juga membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.